Hadirin sholat jum’at yang kami hormati.
Hiruk pikuk kehidupan manusia dengan segala aktifitas yang terus
bergulir tanpa henti adalah yang sering menimbulkan hambatan yang
melahirkan berbagai macam problema dan permasalahan bagi manusia di muka
bumi ini, dan kadang pada akhirnya menimbulkan perasaan yang tidak
tenang, ada yang terasa sempit dan menyebabkan seseorang hilang rasa
tenang dan bahagia di dalam kehidupannya.
Karena itulah kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan salah
satu nikmat dan merupakan dambaan setiap insan yang ingin hidup di dunia
dalam keadaaan baik dan penuh anugrah serta kebarokahan dari Allah.
Sungguh di dalam syriat islam telah diterangkan oleh Allah sebab-sebab yang menyebabkan seorang hamba
memiliki hati yang lapang dan bersinar dan akhirnya dada seorang hamba
menjadi lapang, sunguh Allah telah menyebutkan hal ini sebagai nikmat
yang besar yang Allah ingatkan kepada NabiNya bahwa itu adalah anugrah
dan nikmat yang diberikan kepadanya,Allah berfirman:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah aku telah melapangkan dadamu(wahai rosul/muhamad)” (QS. Al insyiroh:1)
Yaitu bukankah Kami telah membuat di dalamnya lapang, terus bercahaya
dan bersinar penuh dengan ketenangan dan kesejukan dan ini adalah
nikmat yang sangat agung dan luar biasa karena pentingnya nikmat ini
dalam kehidupan, bahkan ini adalah permohonan Nabi Musa kepada Allah
setelah beliau diangkat menjadi rosul yang diutus menuju Fir’aun, beliau
berdoa yang diterangkan dalam surat Thaha:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26
“Wahai tuhanku, lapangkanlah dadaku dan jadikanlah perkaraku menjadi mudah”
Maka kita bisa memahami besarnya nikmat ini, dan Alqur’an serta Sunah
menjelaskan sejumlah sebab yang mengantarkan hamba kedalam ketenangan
hati kelapangannya dan bersinarnya hati tersebut, diantaranya Allah
berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّه
“Bukankah seseorang yang yang hatinya lapang di dalam menerima
islam maka hati itu terus menerus berada dalam cahaya dari robbnya.” (QS. Zumar: 22)
Juga firmanNya:
فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ
وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى
الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُون
“Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat petunjuk maka Allah
melapangkan dadanya menerima islam, dan barang siapa yang Allah
kehendaki kesesatan maka Allah akan menjadilkan hatinya berat dan sempit
seakan-akan seolah dia mendaki langit, dan demikianlah Allah menjadikan
kehinaan kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)
Maka keimanan adalah sebab yang dengannya hati
seseorang hamba menjadi lapang dan bersinar, kalau Ia beriman dengan
keimanan yang yang benar kepada Allah, beriman akan adanya Allah,
RububiyahNya, UluhiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya dan beriman pula
kepada para rasulNya, kitab-kitabNya,para nabiNya dan hari akhir dan
juga pada takdir berupa takdir buruk atau jelek dan dia menjaga
keimanannya di atas tauhid.
Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“katakan, sesungguhnya sholatku ibadahku,hidupku dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam semesta” (Q.s: Al an’am 162)
Menunjukan bahwasanya kebahagiaan ialah ketika hati hanya terfokus
kepada Yang Maha satu Dialah Allah pencipta langit dan bumi, maka dengan
keimanan padanya akan tercipta ketengan dan ketentraman dan kesejukan,
cahaya sekaligus petunjuk yang senantiasa menerangi kehidupannya.
Allah berfirman:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur keimanannya dengan
kedholiman maka mereka akan mendapat ketenangan dan dia termasuk
orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Q.s Al-An’am: 82)
Kedholiman di sini berarti kesyirikan dan telah sah keterangan dari rosulullah tentangnya.
Dari sini kita memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan ketidak
amanan dalam kehidupan dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan
tidak terarah, serta akan menghancurkan,sekaligus menodai sehingga
menyebabkan hati menjadi sempit walaupun mungkin berenang dalam lautan
kemewahan dunia. Sedang bahaya syirik di akhirat menyebabkan pelakunya
kekal di neraka.
Keamanan di sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di akhirat,
keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan segala sesuatu
yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang
menyebabkan dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang
datang dari manusia atau selainnya.
Dia mendapat pentunjuk di dunia dan di akhirat,di dunia Allah
menunjukan kepada kebahagian,dia bisa menetapi jalan yang benar dan di
akhirat dia ditunjukan jalan yang menuju kebahagian abadi yaitu
Al-Jannah.
Namun sebaliknya siapa yang menodai kehidupannya dengan kesyirikan,
menyembah selain Allah, ia memohon kepada selain Allah, datang ke
kuburan meminta hajat, datang ke tempat yang keramat atau melempar
sesajian ke lautan atau melakukan bentuk kesyirikan dengan berdoa selain
Allah, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah,
bernadzar kepada selain Allah dan bentuk kesyirikan yang lain, maka
dengan kesyirikan hamba akan sempit hatinya, di liput dengan duka, dan
malapetaka, Allah berfirman:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاء فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Barang siapa yang berbuat kesyirikan maka seolah dia jatuh dari
langit, maka burung menyambarnya atau tertiup angin, maka dia terhempas
ke tempat yang sangat jauh.” (Q.s Al-Hajj 31)
Bahkan dengan kesyirikan dia akan mendapatkan kehancuran, dengan
adanya syirik akan tersebar bahaya yang senantiasa mengintai kepada
dirinya bahkan masyarakat, Negara, bahkan seluruh manusia, Allah
mengingatkan dalam firmanNya:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا
إِدًّا تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الأَرْضُ
وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا
يَنبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا
“Mereka mengatkan bahwa Allah yang maha penyayang memiliki anak,
sungguh kalian telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, maka hampir
saja langit pecah, bumi terbelah dan gunung hampir runtuh ketika mereka
mengatkan Allah punya anak, dan tidaklah Allah yang penyayang memiliki
anak.” (Q.s: Maryam: 88-92)
Kemudian Allah mensucikan diriNya:
إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ إِلاَّ آتِي الرَّحْمَنِ
عَبْدًا لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَرْدًا
“Tidak ada yang ada di langit dan bumi kecuali datang kepada
Allah dengan sebagai hamba sungguh Allah menghitung mereka dengan
hitungan yang teliti, dan semuanya datang kepadaNya dalam keadaan
sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-94)
Maka bagi siapa yang ingin dilapangkan hatinya maka supaya memurnikan
ibadah hanya kepada Allah semata,sehingga kehidupannya menjadi indah
dan ini bisa terwaujud jika dia benar-benar bertawakal dengan
sebenar-benarnya tawakal, hasilnya rizkinya akan di tanggung oleh Allah
seperti dalam sabda Rosulullah:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ
بِطَانًا
“Jika sekirannya kalian tawakal dengan sebenar-benarnya tawakal
sungguhAllah akan memberi rizki kepada kalian seperti Allah memberi
rizki kepada burung yang dalam keadaan lapar di waktu pagi tapi ketika
dia pulang ke sarang waktu sore dia sudah dalam keadaan kenyang.” [H.R Ahmad, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dll ]
Perhatikanlah burung dia tidak memiliki simpanan makanan tidak punya
gudang makanan juga tidak ada uang yang di Bank namun ketika dia
berangkat dalam keadaan perut kosong di pagi hari saat menjelang sore
dia telah memenuhi perutnya dengan makanan,ini semua karena bimbingan
Allah dan rizkinya, dan ini akan di berikan kepada mereka yang
bertawakal kepaNya dengan sebenar-benarnya, maka tidak rugi orang yang
mentauhidkan Allah, berbakti padaNya dan tidak durhaka kepada Allah
dengan melakukan kesyirikan, hasilnya dia mendapat ketenangan jiwa,
keluasan hati, penuh cahaya, dan barokah dalam kehidupannya, yaitu
dengan komitmen menjalani kehidupan dengan berdasarkan bimbingan Allah
yang Dia turunkan berupa Alqur’an dan wahyu yang di berikan kepada
Rosulnya berupa Alhadits, Allah telah mempertegas dalam firmanNya:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا
وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي
أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا
فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى
“Barang siapa yang berpaling dari peringatanku(Alqur’an)maka
baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya di hari
kiamat dalam keadaan buta, dia bertanya: wahai robku, kenapa Engkau
bangkitkan saya dalam keadaan buta, padahal kami dulu bisa melihat, maka
Allah menjawab, demikianlah kami datankan kepada kalian ayat-ayat kami
namun engkau melalaikannya, demikianlah hari ini engkau dilupakan.” (Q.s: Thaha: 124-126)
Ini adalah jaminan dari Allah yaitu barang siapa yang mengikuti alqur’an dan As-sunnahdalam
seluruh sisi kehidupannya maka Allah menjamin ketenangan dan
kebahagian, sebaliknya yang berpaling dan Alquar’an dan sunah maka Allah
menjadikan kehidupan yang penuh kesempitan. Maka seseorang hendaknya
menjaga dirinya dalam jalur Alqur’an dan assunnah.
Sebab yang lain yang menyebabkan hatinya menjadi lapang adalah dia mencintai Allah dengan cinta yang paling besar di banding dengan yang lain siapapun dia,
disebutkan dalam hadits dalam bukhori muslim yaitu menjelaskan tiga
perkara yang siapa mendapatkan 3 perkara ini maka dia akan merasakan
manisnya keimanan di dalam hatinya, yaitu:
1. Dia mencintai Allah dan rosulNya dengan kcintaan yang paling tinggi.
2. ia mencintai seseorang karena Allah.
3. ia benci di kembalikan ke dalam kekafiran seperti bencinya jika dia dilempar ke dalam neraka.
Allah dan rosulNya paling didengar dan ditaati, kepentingan apapun
jika bertentangan dengan kepentingan Allah Rosul maka dia mendahulukan
Allah dan ROsul sebagai bukti cinta kepadanya, dengan kecintaan seperti
ini akan menciptakan kesejukan di dalam hatinya, betapa nikmat jika ia
mendahulukan Allah dan rosulnya, maka jik ia mencintaiNya dengan
menempuh sebab kecintaan maka dia akan dicintai Allah, hasilnya,
bersabda Rosulullah:
“Barang siapa yang menyakiti waliku maka sungguh dia telah
membuka peperangan denganKu, dan sesuatu yang paling Aku cintai yang
dengannya hamba mendekat kepadaku adalah hamba melaksanakan yang Aku
wajibkan kepadanya, dan jika hamba selalu melakukan amalan yang sunah
untuk mendekatkan kepadaKu sampai Aku mencintai hamba tersebut, jika Aku
sudah mencintainya maka Aku menjadi penengarannya yang dia mendenger
dengannya dan Aku menjadlimata yang dia gunakan untuk melihat dan aku
menjadi tangannya yang dia mengunakannya, dan Aku menjadi kakinya yang
dia berjalan dengannya”
Maksudnya Allah bersamanya dalam setiap keaadaanya, yaitu dengan
menolong dan mengawasinya, (bukan berarti Allah bersama menyatu dengan
hamba dan ini adalah salah)
Khutbah kedua
Hadirin sholat jum’at yang yang saya hormati dan saya mulyakan.
Diantara sebab yang menjadikan hati hamba menjadi lapang yaitu hendaklah seseorangmemperbanyak dzikir kepada Allah, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan sucikan dia di setiap pagi dan siang” (Q.s: al ahzab:41)
Dan firmanNya:
أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah dengan dzikir hati akan menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’ad: 28 )
Juga firmanNya:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Ingatlah, berdzikirlah kepadaku maka aku akan mengingatmu, dan bersyukurlah kepadaku dan jangan ingkar kepadaKu” (Q.s Al-Baqarah: 152)
Perhatikanlah kalau seseoran senantiasa mengingat Allah, maka dia
akan selalu mengingatnya sehingga jika dia mengalami masalah, Dia akan
membantunya menyelesaikannya dan membuang dan Allah mengganti yang lebih
baik dengan yang lebih baik sehingga hatinya menjadi lapang.
Mengangungkan membesarkan dan memuji Allah adalah kehidupan seorang
muslim yang hendaknya dipahami, maka seluruh hidupnya bisa dimanfaatkan
dengan berdzikir kepada Allah, dzikir adalah kalimat yang sangat ringan
diucapkan dalam lisan dan sangat berat di timbangan amal, bahkan
alqur’an dimudahkan untuk berdzikir:
وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sungguh alqur’an kami mudahkan untuk berdzikir, maka adakah orang yang mau berdzikir.”(QS. Al Qomar: 17)
Diantara sebab yang menjadikan hati menjadi lapang adalah ia banyak bertaubat dan mensucikan diri,
tidak diragukan manusia dalam kehidupannya pasti terjatuh dalam
kesalahan, kelalaian, kelupaan, bahkan dosa. Jangankan kita, rosulullah
yang telah diampuni dosa yang telah dilakukan dan belum dilakukan
sewaktu hidupnya, beliau memperbanyak bertaubat dan beristiqfar dalam
sehari sebanyak 100x maka kita hendaknya lebih butuh lagi untuk meminta
ampun mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan. Dengan istigfar Allah
menjanjikan kelapangan hati bahkan dibukakan menfaat dan keutamaan yang
lain, Allah menerangkan dalam firmannya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ
السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارً
“Minta ampunlah kepada robb kalian sesungguhnya dia maha
pengampun, dia akan menurunkan dari langit untuk kalian hujan yang
lebat, dan Dia akan menjadikan kebun dan sungai-sungai yang deras
mengalir.” (Q.s Nuh: 10-12 )
Ayat di atas merupakan janji dari Allah, sedang para Nabi mengajak dan mengabarkan:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ
يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى
قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku mintalah ampun kalian kepada robb kalian dan
bertaubatlah padaNya, dia akan mencurahkan hujan dari langit dan dia
akan menambah kekuatan kalian berlipat-lipat, dan janganlah
mengasihi(menjadikan wali) orang-orang kafir.”
Ini di abadikan oleh Allah dalam surat Hud ayat: 52.
Maka dari sini kita fahami pentingnnya beristigfar dan bertaubat
kepada Allah dalam kehidupan ini, dan pentingnya introspeksi diri lalu
memperbaiki diri dan senantiasa bertaubat kepada Allah. Mensucikan diri
adalah dengan melakukan amalan-amalan yang dulunya ditinggalkan dari
kebaikan, dan membersihkan diri dari dari kemaksiatan dan dosa yang di
lakukan, dan Allah menjanjikan keberuntungan:
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
“Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri, dan sungguh celaka orang yang terus mengotori dirinya.”
Dan Allah menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai:
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ
لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاء مَن تَزَكَّى
“Barang siapa yang menghadap Allah dengan keadaan beriman dan
berbuat kebaikan maka mereka mendapatkan derajat yang tinggi berupa
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dari bawahnya, mereka
kekal di dalamnya dan itu ba;asan bagi orang yang mensucikan diri.” (Q.s Taha 75-76 )
Karena itu mensucikan diri dan bertaubat kepada Allah adalah hal yang
sangat penting, khususnya di hari ini di mana banyak musibah yang
menjadi peringatan bagi kita semua. Mudah-mudahan kita dijadikan orang
yang selalu bertaubat sehingga termasuk hamba yang mensucikan diri,
sehingga kita semua selamat dari musibah di dunia dan lebih-lebih di
akhirat:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Tidaklah Allah menyilksa kaumNya sedang engkau wahai Muhamad
berada di sisi mereka, dan Allah tidaklah menyiksa mereka dalam keadaan
mereka beristiqfar.” (Q.s Al-Anfal 33)
Juga dengan istigfar akan menyebabkan datangnya rahmat dari Allah:
“Andaikata kalian beristiqfar kepada Allah niscaya kalian akan dirahmatiNya.”
Mudah-mudahah kita dijadikan orang yang selalu beriman kepada Allah
bertakwa kepadaNya bertauhid, dan menjadi hamba yang banyak beristiqfar
dan bertaubat, sungguh dosa kita, dan kesalahan kita sangatlah banyak,
dan Allah masih merahmati kita dengan menjalani hari- hari sebagai bukti
rahmatNya, mudah-mudah hari yang tersisa yang akan kita lewati kita
bisa menggunakan untuk selalu bertaubat dan beristilqfar kepadaNya,
karena dekatnya kematian yang akan kita temui, dan kita tahu kapan tapi
kita yakin akan datangnya:
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
“Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan menemuai kalian
walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat tinggih lagi
kokoh.”
Semoga kita diampuni oleh Allah dan diberi manfaat dari segala
kemanfaatan baik yang kita ketahui atau tidak , dan mudah-mudahan Dia
tidak menjadikan malapetaka bagi kita semua.Wallahuta’ala a’lam bishowab.
Sumber : http://ashthy.wordpress.com/2010/03/14/khutbah-jumat-sebab-sebab-lapangnya-hati/#more-1109